I.Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat melakukan uji disolusi dengan menggunakan alat uji disolusi
2. Mahasiswa dapat melihat pengaruh penggunaan matriks pada uji disolusi.
II. Teori Dasar
Uji disolusi ( Leon Lachman edisi III jilid 2 hal 659 – 662 ) didasarkan pada kenyataan bahwa tablet itu pecah menjadi partikel – partikel kecil. Sehingga daerah permukaan media pelarut menjadi lebih luas dan akan berhubungan dengan tersedianya obat di dalam cairan tubuh. Namun sebenarnya uji hancur hanya menyatakan waktu yang diperlukan tablet untuk hancur dibawah kondisi yang ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan berukuran mesh 10. Uji ini tidak memberi jaminan bahwa partikel – partikel ini akan melepas bahan obat dalam larutan dengan kecepatan yang seharusnya. Itulah sebabnya uji disolusi dan ketentuan uji dikembangkan bagi hampir seluruh produk tablet.
Bila yang menjadi tujuan adalah untuk memperoleh kadar yang tinggi di dalam darah, maka cepatnya obat dan tablet melarut biasanya menjadi sangat menentukan karena itu laju larut dapat berhubungan langsung dengan efikasi ( kemanjuran) dari tablet dan perbedaan bioavailabilitas dari berbagai formula. Karena itulah evaluasi apakah suatu tablet melepas kandungan obatnya atau tidak bila berada di saluran cerna menjadi minat paling utama bagi formulator.
Penaksiran pengelepasan paling langsung obat dari formula tablet diperoleh dengan mengukur bioavaibilitas invivo. Namun karena beberapa alasan penggunaan invivo menjadi sangat terbatas, yaitu : lamanya waktu yang diperlukan untuk merencanakan, melakukan dan menginterprestasi, tingginya keterampilan yang diperlukan untuk merencanakan, melakukan bagi pengkajian manusia, ketepatan yang rendah serta besarnya penyimpangan pengukuran, besarnya biaya yang diperlukan, pemakaian subjek manusia bagi penelitian yang non esensial dan keharusan menganggap adanya hubungan yang sempurna antara manusia yang sehat dan tidak sehat yang digunakan dalam uji, akibatnya uji disolusi secara in vitro dipakai dan dikembangkan secara luas dan secara tidak langsung dipakai sebagai pengukur avaibilitas obat, terutama pada penentuan pendahuluan dan faktor – faktor formulasi dan berbagai metode pembuatan yang tampaknya akan mempegaruhi bioavaibilitas.
III. Data Preformulasi
1. Bahan aktif
TEOFILIN ( FI IV hal 783, FI III hal 597, Martindale 35 hal 1023)
- Rumus Molekul : C7H8N4O2.H2O
- Berat Molekul : 198,18
- Pemerian : serbuk berserat atau granul, bearna putih, suspensi dalam air bereaksi netral terhadap lakmus P, mengembang dalam air dan membentuk suspensii yang jernih hingga opalesen kental,koloidal
- Kelarutan : sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonium hidroksida agak sukar larut dalam etanol.
- Stabilitas : dapat disimpan pada suhu kamar, dibawah cahaya florosensi terus menerus selama sekurang – kurangnya 180 hari tanpa perubahan konsentrasi yang signifikan dalam bentuk larutan sebaiknya dilindungi cahaya,stabil di udara.
- Khasiat : obat asma, stimulasi SSP dan pernafasan, stimulasi jantung bekerja sebagai diuretik lemah.
- OTT : Tanin
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
- Dosis : untuk sediaan lepas lambat dewasa dan anak-anak maximal 400mg/hr. 3-4 dd 125-250 mg
2. Bahan Tambahan
1.Pembentuk Matriks
Metolose SH90SR ( Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 306 )
- Rumus Molekul : CH3CN(OH)CH2
- Pemerian : serbuk berserat atau granul bewarna putih, suspensi dalam air bereaksi netral terhadap lakmus P, mengembang dalam air membentuk air dan membentuk suspensi yang jernih hingga opalesen, kental koloidal.
- Kelarutan : tidak larut dalam etanol, larut dalam asam asetat glasial dan dalam campuran.
- Stabilitas : serbuk metolose stabil tetapi sedikit higroskopis. Larutkan metolose stabil dalam larutan asam & basa pada PH 8-11 pada suhu ruangan.
- Kegunaan : sustained release tablet matriks 5-7%
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
- Konsentrasi : 5-75%
2.Bahan Pengikat
Larutan Gelatin (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 199 )
- Pemerian : sedikit berbau dan berasa, bewarna putih/ krem putih berbentuk granul. Kering stabil di udara tetapi terurai oleh mikroba jika lembab atau dalam bentuk larutan.
- Kelarutan : tidak larut dalam air dingin, mengembang dan lunak bila dicelupkan dalam air panas dan dalam asam asetat dan dalam campuran gliserin dan air serta tidak larut dalam etanol.
- Konsentrasi : 20%
- Stabilitas : gelatin kering stabil dalam air.
- Kegunaan : pengikat
- OTT : akan bereaksi dengan asam da basa, aldehid, polimer anion & bahan kation, elektrolit-elektrolit logam dan surfaktan.
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
3.Bahan Pengisi
Amylum Maydis ( FI III , FI IV hal 162 Excipient hal 483 )
- Pemerian : tidak berbau dan tidak berasa, serbuk halus dan putih
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dingin 95% dan air dingin.
- BJ ruah : 0,462 gram/cm3
- BJ mampat : 0,658 gram/cm3
- OTT : material bersifat inert
- Konsentrasi : 3 – 15 %
- Kegunaan : pengisis
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering
4.Lubrikan
Mg Stearat (FI IV hal 115, excipients ed V hal 432 )
- Rumus Molekul : C16H70MgO4
- Pemerian : serbuk halus licin, mudah melekat pada kulit , mempunyai baud an rasa khas lemah
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air
- Stabilitas : stabil dan simpan di tempat kering
- OTT :dengan asam kuat, garam – garam besi dan hindari pencampuran dengan oksidator kuat
- Konsentrasi : 0,25 – 5,0 %
- Kegunaan : lubrikan/ zat pelicin
- Penyimpanan : dalam wadah tertutp rapat dan tempat sejuk
5.Glidan
Talk ( Excipient edisi II hal 519, FI IV hal 771 )
- Rumus Molekul : Mg6(SiO5)(OH)4
- Pemerian : serbuk hablur sangat halus putih atau putih keabuan , berkilat , mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, asam dan basa lemah dan pelarut organik.
- Stabilitas : stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan 160 derajat selama tidak kurang selama 1 jam
- OTT : dengan komponen ammonium kuarterner
- Konsentrasi : 1 – 10 %
- Kegunaan : glidan
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Teofilin 240 mg
Komponen Granulat
Amylum qs
Metolose SH90SR 27,5%
Komponen Luar
Talk 5%
Perhitungan & Penimbangan :
Dibuat 500 tablet @ 500 mg
Bobot seluruhnya = 500 x 500 mg
= 250.000 mg = 250 gram
Komponen granulat = 93/100 x 250 gram
= 232,5 gram ≈ 240 gram
Penimbangan :
Teofilin = 240 mg x 500 = 120 gram
Lar. Gelatin =
Bobot granulat = 240 gram
Massa yang bisa diikat larutan gelatin = 1/3 x 240 gram = 80 gram
Gelatin = 20/ 100 x 80 gram = 16 gram
Gelatin + air = 2 x air biasa →di WB →terus aduk ad 80 ml
Metolose SH90SR = 27,5/100 x 250 gram = 68,75 gram
Amylum = 250 – (120 + 16 + 68,75 ) = 45,25 gram
Setelah pengeringan diperoleh granul 245,4 gram dengan kadar lembab
Maka granul H2O = 99,82% x 245,4 gram = 244,958 gram
Komponen granulat secara teoritis 245,4 gram untuk 500 tablet dalam praktek diperoleh
= 245,4/250 x 500 tablet = 491 tablet.
Komponen luar :
Mg Stearat = 2/93 x 245,4 gram = 5,2774 gram
Talk = 5/93 x 245,4 gram = 13,1935 gram
V.Cara Kerja
1. Cuci bersih yang dibutuhkan dan keringkan
2. Timbang bahan- bahan yang diperlukan
3. Gerus Teofilin ad halus
4. Buat larutan gelatin, timbang gelatin kemudian tambahkan air 2 x berat gelatin panaskan di penangas air kemudian tambahkan sisa air ad 80 ml.
5. Campurkan teofilin + metolose SH90SR + amilum. Aduk ad homogen dalam baskom.
6.Tambahkan larutan gelatin sedikit demi sedikit sampai bisa dikepal dan dapat dihancurkan lagi (massa granulat )
7. Ayak dengan pengayak no. 12
8. Keringkan granul di dalam oven ± 1,5 jam ad kering. Setelah kering ayak dengan pengayak no.16
9. Lakukan evaluasi granul, yaitu kadar lembab, kompresibilitas dan sifat alir.
10. Tambahkan komponen luar (Mg Stearat dan Talk ) lalu homogenkan
11. Masukkan campuran serbuk dalam mesin pencetak tablet lalu cetak ad didapat tablet yang diinginkan.
12.Lakukan uji evaluasi tablet yaitu keseragamann bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, friabilitas.
13.Masukkan dalam wadah, beri etiket dan serahkan.
VI. Evaluasi
A. PEMBUATAN KURVA KALIBRASI TEOFILIN
1. Buat larutan stok dengan konsentrasi 25 bpj
2. Timbang 12,5 mg teofilin, masukkan dalam labu ukur 250 ml ad 250 ml.
3. Buat seri larutan dari larutan induk konsentrasi 5;7,7;10;12,5 ; 15 bpj.
4. Ukur serapan masing – masing larutan menggunakan spektrofotometri UV pada panjang gelombang 272 nm ( UPS hal 3374 )
5. Buat kurva hubungan antara serapan dengan konsentrasi larutan.
B. UJI DISOLUSI TABLET
1. Siapkan alat uji disolusi tipe dayung
2. Siapkan media disolusi, air 900 ml (secara kuantitatif )yang telah dipanaskan ad suhu 37°C .
3. Panaskan air di WB alat disolusi hingga suhu air di dalam WB dan suhu media disolusi mencapai 37°± 0,5
4. Masukkan 1 tablet teofilin extended release, ke dalam tabung disolusii yang berisi media disolusi menggunakan pinset.
5. Pilih RPM yang sesuai (50 RPM)lalu tekan start
6. Ambil cuplikan pada interval waktu 15 menit, 30 menit, 60 menit dan 120 menit sebanyak 10 m pada daerah pertengahan. Setiap pengambilan cuplikan di ganti dengan volume yang sama.
7. Tentukan kadar tablet dengan spektrofotometer.
8. Hitung jumlah zat aktif yang terdisolusi pada setiap waktu rampling.
9. Buat kurva antra % kalibrasi terdistribusi dengan waktu.
VII. Tabulasi Data
Kurva kalibrasi dari Teofilin baku :
Konsentrasi | Serapan (A) | Pengenceran | |
5 | 0,262 | 10 x | |
7,5 | 0,394 | 10x | |
10 | 0,531 | 10x | |
12,5 | 0,681 | 10x | |
15 | 0,821 | 10x | |
| |
|
Uji Disolusi Tablet 1
Menit ke - | Serapan (A) | Pengenceran |
15 | 0,503 | 10 x |
30 | 0,841 | 10 x |
60 | 0,402 | 50 x |
90 | 0,598 | 50 x |
120 | 0,685 | 50x |
Uji Disolusi Tablet 2
Menit ke - | Serapan (A) | Pengenceran |
15 | 0,724 | 10 x |
30 | 0,271 | 50 x |
60 | 0,353 | 50 x |
90 | 0,459 | 50 x |
120 | 0,705 | 50x |
Perhitungan :
Kurva kalibrasi
· Larutan induk teofilin = 25 bpj = 25 mg/L
1. 5 bpj
V1.N1 = V2.N2
V1.25 = 100.5
V1 = 20 ml ad 100 ml
2. 7,5 bpj
V1.N1 = V2.N2
V1.25 = 100.7,5
V1 = 30 ml ad 100 ml
3. 10 bpj
V1.N1 = V2.N2
V1.25 = 100.10
V1 = 40 ml ad 100 ml
4. 12,5 bpj
V1.N1 = V2.N2
V1.25 = 100.12,5
V1= 50 ml ad 100 ml
5. 15 bpj
V1.N1 = V2.N2
V1.25 = 100.15
V1 = 60 ml ad 100 ml
· Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan:
a. Tablet 1:
y = a + bx
y = -0,0242 + 0,0562x
1. Pada menit ke 15:
0,503 = -0,0242 + 0,0562x
x = 9,3808 mcg/ml X 10 (pengenceran)
x = 93,808mcg/ml
: 84427,2 mcg = 84,4272 mg
% terdisolusi: (84,4272 mg/240 mg) x 100% = 35,178%
2. Pada menit ke 30:
0,841 = -0,0242 + 0,0562x
x = 15,8341 mcg/ml X 10 (pengenceran)
x = 158,341 mcg/ml
: 142506,9 +938,08 = 143.444,98 mcg = 143,444 mg.
% terdisolusi: (143,444 mg/240 mg) x 100% = 59,768%
3. Pada menit ke 60:
0,402 = -0,0242 + 0,0562x
x = 7,5836 mcg/ml X 50 (pengenceran)
x = 379,18 mcg/ml
: 341262 + 2521,49 = 343783,49 mcg = 343,783 mg.
% terdisolusi: (343,783 mg/240 mg) x 100% = 143,24%
4. Pada menit ke 90:
0,598 = -0,0242 + 0,0562x
x = 11,0712 mcg/ml X 50 (pengenceran)
x = 553,56 mcg/ml
: 498204 + 6313,29 = 504517,29 mcg = 504,51 mg.
% terdisolusi: (504,51 mg/240 mg) x 100% = 210,21%
5. Pada menit ke 120:
0,685 = -0,0242 + 0,0562x
x = 12,619 mcg/ml X 50 (pengenceran)
x = 630,96 mcg/ml
: 567864 + 11848,89 = 579712,89 mcg = 579,712 mg.
% terdisolusi: (579,712 mg/240 mg) x 100% = 241,54
ablet ke 2
1. Pada menit ke 15
0,724 = -0,0242 + 0,0562x
X = 13,3131 mcg/ml x 10 (pengenceran)
X = 133,131 mcg/ml
: 119817,9 mcg/ml = 119,817 mg
% terdisolusi = (119,817/ 240 mg) x 100 % = 49,9237%
2. Pada menit ke 30
0,271 = -0,0242 + 0,0562x
X = 52526 mcg/ml x 50 (pengenceran)
X = 262,63 mcg/ml
: 237698,31 mcg = 237,698 mg
% terdisolusi : (237,698/240mg) x 100% = 99,0408 %
3. Pada menit ke 60
0,353 = -0,0242 + 0,0562x
X = 6,6939 mcg/ml x 50 (pengenceran)
X = 334,695 mcg/ml
: 301225,5 + 3957,61 mcg
: 305183,11 mcg = 305,1831 mg
% terdisolusi : ( 305,1831/240 mg) x 100% = 127,159%
4. Pada menit ke 90
0,459 = -0,0242 + 0,0562x
X = 8,5978 mcg/ml x 50 (pengenceran)
X = 429,89 mcg/ml
: 386901 + 7304,56 mcg
: 394205,56 mcg = 394,2055 mg
%terdisolusi : ( 394,2055/240mg) x 100% = 164,252%
5. Pada menit ke 120
0,705 = -0,0242 + 0,0562x
X = 12,975 mcg/ml x 50 (pengenceran)
X = 648,75 mcg/ml
: 583875+33825,68 mcg
: 617700 mcg = 617,700 mg
%terdisolusi : (617700/240mg) x 100% = 257,375%
VIII. PEMBAHASAN
1. Pengujian dilakukan dengan cara in vitro, yaitu pengujian pelepasan zat aktif dilakukan di dalam media air ( bukan di dalam tubuh mahluk hidup )
2. Pada tablet matriks (lepas lambat ) uji disolusi perlu dilakukan dalam evaluasi untuk mengetahui jumlah obat yang telah larut dan diabsorpsi ke dalam darah.
3. Pada sediaan tabet matriks, di harapkan hancur secara perlahan. Namun jika sudah hancur dalam beberapa menit d awal hal ini disebabkan karena kekerasan dan konsentrasi matriks yang kurang, sehingga sediaan tablet lepas lambat tidak sesuai dengan yang diharapkan.
4. Suhu air yang digunakan adalah 37°C dengan kecepatan putaran 50 rpm, media uji disolusi menggunakan air dengan suhu sama. Hal ini bertujuan agar suhu sama dengan suhu tubuh, sehingga pengujian disolusi dapat memberikan data yang baik untuk penelitian.
5. Spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk uji kuantitatif zat aktif, yaitu Teofilin. Kurva baku teofilin dapat dibuat dengan membuat satu seri larutan stock teofilin dengan berbagai konsentrasi. Kurva baku dibuat agar dapat ditentukan hubungan antara konsentrasi dan serapan dan akan digunakan untuk uji kuantitatif.
6. Pada pemeriksaan uji disolusi dilakuakn pada beberapa interval waktu yaitu 15,30, 60,90 dan 120 menit. Hal ini dilakukan untuk mengecek kadar zat aktif dan data yang didapat menunjukkan bahwa pada interval waktu tersebut kadarnya terlalu dekat sehingga zat aktif telah larut sempurna. Hal ini ditunjukan dengan presentase zat aktif yang ada.
7. Kekerasan tabket untuk sustained rekase berkisar antara 8-10. Hal ini merupakan syarat untuk tablet sustained release agar obat tidak cepat hancur dan kerja dari matriks dalam tablet ttersebut dapat optimal.
IX. Kesimpulan
Tablet 1
t | Terdisolusi |
15 menit | 3,5178% |
30 menit | 59,416% |
60 menit | 142,891% |
90 menit | 209,862% |
120 menit | 241,195% |
Tablet 2
t | Terdisolusi |
15 menit | 49,9237% |
30 menit | 99,0408% |
60 menit | 127,159% |
90 menit | 164,252% |
120 menit | 257,375% |
X. Daftar Pustaka
1. Lachman,Leon.1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III, Jakarta: UI Press
2. Ansel,U.C.1989.Pengantar Buku Sediaan Farmasi edisi IV,Jakarta: UI Press
3. Wade and Paul.J.Weller,1994.Handbook of Pharmaceutical Excipient ,London
4. Depkes RI.1979&1995.Farmakope Indonesia edisi III dan IV,Jakarta:Dirjen POM
5. Diktat Praktikum Formulasi Sediaan Padat
Jakarta, 12 Okt. 10
Devi Melisa
0 comments:
Posting Komentar