I.Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Mengenal dan memahami cara pembuatan dan jenis – jenis sediaan untuk supposiroria .
2. Mengamati pengaruh basis terhadap karakteristik fisik sediaan suppositoria .
II.Teori Dasar
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal,vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat,sebagai pembawa zat aktif yang bersifat lokal atau sistemik. Bahan dasar suppositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat,gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuaran polietilenglikol berbagai bobot molekul dan asam lemak polietilen glikol.
Pertimbangan pemberian antara lain : sebagai alternatif yang baik, jika penggunaan oral tidak memungkinkan, misalnya untuk pasien yang tidak sadar, muntah – muntah atau bayi dan manula, untuk zat aktif yang mengiritasi lambung, dapat digunakan untuk zat aktif yang terurai oleh kondisi saluran pencernaan misalnya oleh enzim pencernaan, asam lambung atau mengalami first fast effect dan untuk pengobatan lokal.
Sifat suppositoria yang ideal antara lain :
· melebur pada suhu tubuh atau melarut dalam cairan tubuh.
· Tidak toksik
· Dapat tercampur dengan bahan obat
· Dapat melepas obat dengan segera
· Mudah dituang ke dalam cetakan dan dapat dengan mudah di lepaskan dari cetakan
· Mudah ditangani
· Stabil terhadap pemanasan di atas suhu lebur
· Stabil selama penyimpanan
Ada 2 kelompok utama basis ovula dan basis suppositoria, yaitu :
1. Basis lemak yang dirancang untuk melebur pada suhu tubuh berupa lemak padat.
2. Basis larut air atau tercampur air, dirancang untuk melarut dan terdispersi dalam cairan tubuh ( rektum dan vagina ).
IV. Data Pra Formulasi
A. Zat aktif (Asam Mefenamat ) FI IV hal 43, Martindale XXX hal 23
Rumus Molekul : C15H15NO2
Bobot Molekul : 241,29
Pemerian : serbuk hamblur putih atau hampir putih, melebur pada suhu lebih kurang 230° disertai penguraian
Kelarutan : agak sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam air.
Stabilitas : stabil di udara.
Khasiat : analgetik, anti-inflamasi, antipiretik
Dosis : 250 mg/6 jam (DI hal 1982)
OTT : antikoagulan kumarin, salisilat, sulfonamid.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, tak tembus cahaya.
B. Basis Hidrofob
1. Oleum Cacao (Martindale XXX hal 1110, Excipient hal 517)
Pemerian : lemak padat, putih kekuningan, bau khas aromatis, rasa khas lemah, agak rapuh.
Kelarutan : sukar larut dalam etanol (95%) mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P.
Stabilitas : memanaskan oleum cacao diatas 36°selama preparasi akan mengakibatkan titik memadat menjadi bentuk meta stabil yang mengakibatkan kesulitan dalam membuat suppositoria.
OTT : terjadi reaksi kimia antara basis lemak suppositoria dan jarang pada obat yang sama tetapi beberapa potensial, untuk beberapa indikasi. Reaksi besarnya pada mulai basis hdirofil.
Konsentrasi : 40 – 96 %
Kegunaan : basis suppossitoria
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
2. Cera alba (FI IV hal 186,Excipient hal 560 )
Pemerian : padatan bewarna kuning sampai coklat keabuan, berbau enak seperti madu, agak rapuh bila dingin dan bila patah membentuk granul, patahan non hablur menjadi lunak oleh suhu tangan.
Kelarutan : tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin,etanol mendidih.
Konsentrasi : 52 – 55 %
Stabilitas : kurang stabil, ketika disimpan di ruang tertutup, dibotol dan terlindung dari cahaya.
Kegunaan : pengeras basis suppos
OTT : bahan pengoksida
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
V. Formula
Asam Mefenamat 250 mg
Oleum Cacao 96%
Cera alba 4%
VI. Perhitungan dan Penimbangan
Dibuat 6 ovula dicetak 4 :
Bobot 1 ovula : 3 gram
Basis saja
- Oleum Cacao = 96/100 x 3g x 6 = 17,28 g
- Cera alba = 4/100 x 3 g x 6 = 0,72 g
Basis + 10% zat aktif
- Asam mefenamat = 10/100 x 3g x 6 = 1,8 g
- Basis = 90% x 3 gram x 6 = 16,2 gram
- Ol.Cacao = 96 % x 16,2 gram = 15,552 gram
- Cera alba = 4% x 16,2 gram = 0,648 gram
Bilangan Pengganti Formula
No. | Basis | Basis + 10% ZA |
1. | 2,52 | 2,44 |
2. | 2,50 | 2,58 |
3. | 2,48 | 2,52 |
x | 2,5 | 2,513 |
Bobot rata – rata basis = 2,5 gram
Bobot rata – rata + 10% basis = 2,513 gram
10% zat aktif = 10% x 2,513 = 0,2513 gram
90% basis = (2,513 – 0,2513 ) gram = 2,2617 gram
Jumlah basis yang mengisi zat aktif = (2,5 – 2,2617 ) = 0,2383 g
Dosis asam mefenamat 250 mg
Maka, 250 mg zat aktif = 250/251,3 x 2,383 gram = 237,067 mg.
Maka untuk 1 cetakan basis yang digunakan = (2,5 – 0,237067 ) = 2,26 gram
Dibuat 15 ovula ( dilebihkan 3 jadi ditimbang 18 )
Penimbangan :
Asam mefenamat = 18 x 250 mg = 4,5 gram
Basis = 18 x 2,26 gram = 40,68 gram
Gliserin = 96% x 40,68 gram = 39,05 gram
Gelatin = 4% x 40,68 gram = 1,62 gram
VII. Cara Kerja
1. Cara kerja untuk menghitung bilang pengganti :
· Basis hidrofob
a) Basis saja
1. Siapkan alat yang diperlukan, timbang bahan – bahan yang diperlukan.
2. Lebur ol.cacao di cawan penguap letakkan di atas WB sampai melebur.
3. Pada cawan lain, lebur cera alba kemudian diletakkan di WB ad melebur
4. Setelah melebur sempurna campur keduanya dan homogenkan
5. Olesi cetakkan dengan paraffin liq,tuangkan hasil leburan ke dalam cetakan
6. Dinginkan pada suhu kamar, kemudian masukkan frezeer.
b) Basis hidrofil + 10% zat aktif
1. Siapkan alat- alat yang diperlukan, timbang bahan – bahan yang diperlukan
2. Lebur Ol.Cacao di cawan penguap ketakkan di atas WB sampai melebur
3. Pada cawan lain,lebur cera alba kemudian diletakkan di atas WB ad melebur
4. Gerus 10% asam mefenamat ad halus kemudian campurkan ke dalam hasil leburan aduk ad homogen.
5. Olesi cetakan dengan menggunakan paraffin liq
6. Tuangkan hasil leburan ke dalam cetakan
7. Dinginkan pada suhu kamar,kemudian masukkan freezer
2. Cara Kerja untuk Formula
1. Siapkan alat- alat yang diperlukan, timbang bahan – bahan yang diperlukan
2. Lebur Ol.Cacao di cawan penguap ketakkan di atas WB sampai melebur
3. Pada cawan lain,lebur cera alba kemudian diletakkan di atas WB ad melebur
4. Gerus asam mefenamat ad halus kemudian campurkan ke dalam hasil leburan aduk ad homogen.
5. Olesi cetakan dengan menggunakan paraffin liq
6. Tuangkan hasil leburan ke dalam cetakan
7. Dinginkan pada suhu kamar,kemudian masukkan freezer
VIII. Evaluasi
1. Keseragaman bobot
Ditentukan dengan menimbang 10 ovula, timbang masing – masing ovula. Hitung penyimpangan bobot relatif dari ovula yang dibuat. Bobot terletak diantara rentang 85%-115% dari yang tertera di etiket dan simpangan baku kurang dari 6% SDR (simpangan dasar relatif ) (FI IV hal 1000)
2. Homogenitas
Ambil 4 ovula, lalu 2 diantaranya dipotong searah vertikal dan sisanya diporong horizontal. Syarat : sediaan ovula harus homogen ( Lachman, hal 1192)
3. Waktu hancur
Gunakanlah 3 ovula sekaligus, letakkan dalam alat penentu waktu hancur. Posisi ke atas masih ada keranjang yg terendam. Posisi ke bawah masih ada keranjang yang tidak tercelup medium.
Syarat : kecuali dikatakan lain, waktu yang dibutuhkan untuk menghancurkan ovula tidak lebih dari 30 menit untuk ovula basis larut lemak, dan tidak lebih dari 60 menit untuk ovula basis larut air.
4. Uji Titik Leleh
Satu suppositoria di cawan penguap di letakkan di atas WB, kemudian hitung suhu awal suppositoria mulai melebur kemudian suhu akhir suppositoria melebur sempurna
IX. Tabulasi Data
1. Keseragaman bobot
No. | Bobot (g) | No. | Bobot (g) |
1. | 2,52 | 6. | 2,48 |
2. | 2,48 | 7. | 2,52 |
3. | 2,52 | 8. | 2,48 |
4. | 2,51 | 9. | 2,51 |
5. | 2,52 | 10. | 2,51 |
Rata – rata = 2,505
SD = 0,0176
SDR =
2. Uji homogenitas
Basis hidrofob | Homogen |
3. Waktu hancur
6 suppositoria | 12,3 menit |
4. Titik leleh
1 suppositoria | 32 – 39,5 °C |
X. Pembahasan
1. Suppositoria yang dibuat dapat mengalami penyusutan volume ketika suhunya dalam cetakan sudah turun. Untuk itu pada pembuatannya massa suppositoria yang dituang dalam cetakan hendaknya dilebihkan agar cetakan terisi penuh sehingga bobot yang diperoleh seragam. Akan tetapi jika volume suppositoria setelah dingin melebihi tempat cetakan, maka dapat diratakan dengan cara dikerok.
2. Oleum cacao bersifat polimorfisme, oleh karen aitu bila oleumcacao tergesa – gesa atau tidak hati – hati dicairkan pada suhu yang melebihi suhu minimumnya, lalu segera didinginkan. Maka hasilnya akan terbentuk kristal metastabil dengan titik lebur yang lebih rendah dari titik lebur Oleum cacao asalnya. Hal ini menyebabkan oleum cacao tidak mengeras pada suhu ruang.
3. Bilangan pengganti digunakan untuk menghitung jumlah basis yang mengisi zat aktif sehingga pada proses pembuatannya zat aktif yang hilang dapat digantikan oleh basis jadi massa yang telah padat.
4. Guna penambahan cera adalah meningkatkan titik leleh dari oleum cacao hingga 38,5 oleh karena itu penggunaan cera hanya dalam konsentrasi kecil, misalnya 4%.
5. Pertimbangan pemberian suppositoria antara lain adalah :
- sebagai alternatif yang baik jika penggunaan oral tidak memungkinkan, misalnya untuk pasien yang tidak sadar, muntah – muntah atau untuk bayi dan manula.
- untuk zat aktif yang mengiritasi lambung
- dapat digunakan untuk zat aktif yang terurai oleh kondisi saluran pencernaan
6. Syarat basis suppositoria yang ideal antara lain :
- meleleh pada suhu tubuh (36°)
- nontoksik dan tidak mengiritasi jaringan rektal
- kompatibel dengan zat aktif
- tidak memiliki bentuk kristal metastabil
- mudah dikeluarkan dari cetakan
- stabil selama penyimpanan
- rentang titik leleh dan titik pemadatan kecil
7. Tes penampilan fisik ini lebih ditekankan pada dsitribusi zat berkhasiat di dalam basis suppositoria. Suppositoria dibelah secara longitudinal kemudian diamati, bagian internal dan bagian eksternal harus menunjukkan penampakan yang seragam. Suppositoria yang tidak memenuhi persyaratan homogenitas mungkin dikarenakan zat aktif yang tidak digerus terlebih dahulu, sehingga menyebabkan distribusi tidak merata.
8. Suppositoria dinyatakan hancur sempurna bila :
- terlarut sempurna
- terdispersi menjadi komponen, bagian lemak cair berkumpul pada permukaan, bagian serbuk yang tidak larut nerada di dasar atau terlarut
- menjadi lunak mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa mengalami terpisah menjadi komponennya.
9. Suppositoria yang baik jika waktu hancur kurang dari 60 menit, sehingga zat aktif dapat cepat sampai pada target.
10. Penggunaan bilangan pengganti dikarenakan pada setiap cetakan mempunyai bobot yang berbeda – beda sehingga untuk mendapatkan keseragaman bobot perlu menggunakan perhitungan bilangan pengganti.
11. Sebelum dimasukkan frezzer, campuran basis dan zat aktif didiamkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan gelembung udara yang masih ada dan menghindari perubahan suhu yang ekstrim yaitu dari panas langsung ke dingin, karen ahal itu menyebabkan ketidakhomogenan suppos.
12. Suppos yang telah jadi dibungkus dengan alumunim foil agar tidak tembus cahay dan sebaiknya dikemas dalam wadah tertutup rapat untuk mencegah perubahan kelembapan dalam isi suppositoria dan sangat baik bila disimpan pada suhu dibawah 25 °C.
XI. Kesimpulan
1. Bobot rata – rata ovula adalah 2,505 gram
2. Berdasarkan data hasil evaluasi didapatkan :
-homogenitas yang sudah memenuhi syarat
- waktu hancur yang sudah memenuhi persyaratan.
- Titik leleh antara 32 sampai 39,5°C
3. Ovula yang baik adalah ovula yang meleleh pada suhu tubuh (36°)
Daftar Pustaka :
1. Lachman,Leon.1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III, Jakarta: UI Press
2. Ansel,U.C.1989.Pengantar Buku Sediaan Farmasi edisi IV,Jakarta: UI Press
3. Wade and Paul.J.Weller,1994.Handbook of Pharmaceutical Excipient ,London
4. Depkes RI.1979&1995.Farmakope Indonesia edisi III dan IV,Jakarta:Dirjen POM
5. Diktat Praktikum Formulasi Sediaan Padat
Jakarta, 9 Nov 2010
Devi Melisa
0 comments:
Posting Komentar